Ilmu keuangan memang selalu menarik untuk dipelajari. Apalagi, di tengah hiruk pikuk kehidupan konsumerisme, ilmu mengenai keuangan sudah memiliki tempatnya sendiri. Setiap orang tentu memiliki tujuannya terhadap penghasilan yang ia dapatkan. Idealnya, setiap pemasukan yang didapatkan harus dibagi ke dalam beberapa alokasi, seperti: menabung, beramal, investasi, dan pengeluaran sehari-hari.
Selain memperbanyak pengetahuan mengenai ilmu keuangan, kita juga harus mengetahui cara pengelolaan uang yang tepat. Salah satu cara yang dapat sobat terapkan adalah mindful spending. Berakar dari ilmu mindfulness yang mengajarkan pelakunya untuk sadar dengan momen saat ini, mindful spending adalah cara yang dapat kita lakukan untuk memutuskan secara sadar bagaimana sobat menghabiskan uang.
Apakah sobat menghabiskan uang pada hal yang selaras dengan nilai dan tujuan hidup? Apakah sobat memutuskan untuk melakukan pembelian produk tertentu hanya untuk mengikuti tren? Atau, sobat mengeluarkan uang untuk membeli pengalaman yang berharga bagi diri sobat?
Selain melibatkan pengetahuan yang sudah sobat pelajari mengenai ilmu keuangan, mindful spending juga melibatkan beberapa pertimbangan untuk mendukung tercapainya tujuan keuangan sobat. Lantas, bagaimana cara pertama yang dapat kita lakukan untuk mengaplikasikan mindful spending terhadap keuangan kita?
- Tetapkan prioritas dan nilai (value)
Memiliki prioritas dan value terhadap keuangan menjadi sangat penting saat kita hendak menerapkan mindful spending. Dengan begitu, sobat tidak akan terjebak pada lingkaran earn more-buy more-want more-repeat. (menghasilkan lebih banyak, membeli lebih banyak, menginginkan lebih, dan ulangi).
Mulailah untuk terlebih dahulu menetapkan nilai dasar (core value) yang sobat miliki. Misalnya seperti passion, perawatan diri, petualangan atau kesuksesan, hingga hubungan pertemanan. Memahami core value yang ada pada diri sendiri dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan dan keputusan-keputusan yang diambil dalam memutuskan pembelian.
- Pahami apa yang menjadi pemicu
Era digital semakin memudahkan kita dalam melakukan pembelian. Jika tidak memiliki batasan yang jelas, kemungkinan untuk terlilit hutang sangat mungkin terjadi. Pemicu seseorang dalam melakukan pembelian bisa diakibatkan karena tergoda diskon hingga 50% yang tertera dalam email blast marketing, keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan sosial, atau sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, yang dapat sobat terapkan adalah dengan memberikan jeda saat memiliki keinginan untuk membeli sesuatu. Tanyakan kepada diri sendiri apakah kita benar-benar membutuhkannya? Apakah kita memiliki anggaran untuk membeli? Apakah barang yang kita inginkan dapat membuat kita bahagia?
Kemudian, buatlah daftar untuk barang-barang yang akan sobat beli. Daftar ini berguna untuk mencegah impulsive buying saat berada di pusat perbelanjaan. Jika sobat terbiasa dengan online shopping, maka menon-aktifkan notifikasi pada aplikasi belanja dapat menjadi cara untuk mencegah terjadinya pembelian yang tidak mendasar.
- Tetapkan tujuan keuangan
Hal terpenting agar berhasil dalam menerapkan mindful spending adalah tetapkan tujuan. Baik jangka pendek, menengah, atau panjang. Apa yang menjadi tujuan keuangan sobat? Berlibur ke negara yang belum pernah sobat kunjungi? Membeli rumah masa depan? Atau membangun bisnis sendiri? Menuliskan tujuan keuangan yang ingin sobat capai tidak hanya menjadikan menabung sebagai kewajiban. Tetapi akan memberikan gambaran mengenai masa depan yang ingin sobat miliki.
Sudahkah sobat mengeluarkan uang secara bijak?