Kehidupan modern membuat setiap orang dapat terhubungan dengan mudah melalui perangkat digital. Kondisi pandemi seperti saat ini pun mengharuskan sebagian orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar, seperti laptop dan telpon pintar. Hal tersebut mungkin menjadi kemewahan pada 10-15 tahun yang lalu. Namun saat ini, keterhubungan dengan perangkat pintar secara berlebihan justru membuat kita lelah. Perasaan lelah yang terus menerus merupakan pertanda bahwa kita membutuhkan digital detox.
Mengenal Digital Detox
Digital detox adalah momentum di mana seseorang tidak menggunakan perangkat pintar seperti TV, laptop, atau gawai pintar lainnya dan lebih memfokuskan diri terhadap interaksi sosial dengan orang-orang di sekitar. Melakukan detox dari kehidupan digital dapat memberikan beberapa keuntungan yang baik bagi pertumbuhan mental seseorang, seperti:
- Meningkatkan kualitas relasi dengan orang-orang di sekitar.
- Mengurangi resiko terserang tech-neck, yaitu keadaan dimana postur tubuh seseorang memburuk terutama pada bagian pundak dan leher.
- Meningkatkan daya ingat,
- Mendapatkan perspektif baru mengenai kehidupan, serta
- Meningkatkan kualitas tidur.
Melakukan detox dari aktivitas digital memang membutuhkan penyesuaian, terutama jika kita banyak memanfaatkan gawai pintar dalam aktivitas harian. Berikut ini merupakan tanda seseorang membutuhkan digital detox:
- Merasa cemas atau stress saat tidak melihat gawai.
- Tergoda untuk memeriksa smartphone setiap beberapa menit sekali.
- Merasa depresi, cemas, dan marah setelah menghabiskan beberapa saat di sosial media.
- Sangat mementingkan jumlah like, comment, dan share pada unggahan di sosial media.
- Takut akan ketinggalan sesuatu jika tidak mengecek sosial media secara berkala.
- Mengalami kesulitan tidur atau bangun terlalu awal hanya untuk bermain gawai.
- Kesulitan berkonsentrasi dalam satu hal tanpa mengecek lini masa sosial media.
Jika sobat merasa berada dalam ciri-ciri di atas, sebaiknya lakukan lah detox dari aktivitas digital demi kebaikan diri sendiri. Walaupun terasa sulit pada awalnya, namun jika dimulai dengan langkah kecil pada akhirnya akan memudahkan sobat untuk secara berkala “beristirahat” dari perangkat digital.
Sebelum memutuskan untuk berhenti sejenak dari penggunaan gawai, pastikan sobat sudah menyelesaikan setiap kewajiban. Seperti tugas kantor, kuliah, atau aktivitas lainnya yang mengharuskan sobat terhubung dengan gawai pintar. Kuncinya, menetapkan waktu yang tepat agar usaha kita untuk mengurangi penggunaan alat digital dapat berjalan dengan optimal.
Sobat juga dapat menginformasikan orang-orang di sekitar seperti teman, orang tua, dan kerabat kerja saat hendak melakukan detox digital dengan menon-aktifkan gawai. Dengan demikian mereka dapat memberikan dukungan penuh untuk keberhasilan usaha sobat dalam mengurangi penggunaan perangkat digital.
Hal yang juga perlu diperhatikan dalam menjalankan aktivitas ini adalah sobat memiliki alternatif untuk mengalihkan perhatian. Seperti membaca buku, melakukan hobi, mempelajari keterampilan baru, atau menghabiskan waktu berjalan-jalan di taman. Cara-cara tersebut dapat membuat sobat menghabiskan waktu tanpa merasa bosan dan tujuan untuk mengurangi penggunaan gawai pun tercapai.