Menantang diri sendiri menjadi cara bagi sebagian orang untuk menggali potensi yang ada di dalam dirinya. Biasanya ia akan membuat projek pribadi sebagai realisasi dari tantangan yang dibuat. Namun perlu disadari saat sobat memutuskan untuk memberikan tantangan bagi diri, sobat juga harus mengetahui takaran yang sehat dalam mewujudkan tantangan tersebut.
Berdasarkan teori psikologi Abraham Maslow, kebutuhan manusia bisa dilihat dari piramida hierarki. Adapun kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan udara, air, makanan, seks, tidur, dan sebagainya. Di urutan kedua adalah kebutuhan akan rasa aman, seperti kepemilikan rumah, keluarga, pekerjaan, dan harta benda. Yang ketiga adalah kebutuhan akan cinta seperti pasangan dan teman. Di urutan tertinggi adalah kebutuhan akan penghargaan diri, seperti kepercayaan dan respek.
Mengacu pada teori tersebut, tentunya dapat dipahami mengapa ada banyak orang yang menentukan target agar dapat mencapai hal-hal tertentu dalam kurun waktu yang ia tentukan sendiri. Misalnya saja pencapaian karir. Tetapi, perlu disadari bahwa setiap orang memiliki kecepatan dan kemampuannya masing-masing dalam mewujudkan tantangan yang ada. Jangan sampai, selama dalam prosesnya kita justru mengalami completion bias.
Completion bias adalah keadaan saat seseorang mencurahkan semua energi yang ada di dalam dirinya untuk menyelesaikan suatu tugas namun meninggalkan keseluruhan tugas tersebut saat semuanya sudah selesai. Bisa dikatakan, kebiasaan ini memang sudah sangat mengakar dalam pikiran banyak orang, ya. Dimana mereka mencoba untuk “melupakan” pekerjaan yang sudah berhasil ia selesaikan.
Akan tetapi dalam konteks menantang diri sendiri kebiasaan tersebut justru dapat memberikan efek yang tidak baik, lho. Salah satu contoh yang mungkin terjadi saat seseorang mengalami completion bias adalah ia akan menolak tantangan yang lebih besar dan hanya berfokus pada apa yang bisa ia lakukan. Padahal, mungkin saja tantangan yang diberikan kepada orang tersebut dapat membuat ia lebih dekat dengan tujuan yang ingin ia raih.
Efek negatif lain dari completion bias dapat mengakibatkan seseorang untuk mengambil resiko yang tidak sesuai dengan kemampuan dirinya. Katakanlah, seseorang memiliki tujuan untuk memiliki asset dengan jumlah tertentu dalam kurun waktu dua tahun. Jika tidak disertai dengan perhitungan dan langkah yang kongkrit saat berusaha mewujudkan tujuan ini, dapat menjadikan orang tersebut mengambil langkah-langkah investasi yang tidak sesuai dengan kemampuan ekonominya.
Selanjutnya, completion bias juga dapat membuat seseorang tidak dapat menikmati setiap proses yang ia lalui. Obsesi terhadap tujuan akhir dapat mengalihkan orang tersebut dari pengalaman-pengalaman berharga yang ia rasakan. Hal ini tentu membuat kita melewatkan banyak pelajaran berharga yang mungkin bisa kita gunakan sebagai medium refleksi diri dalam mencapai tujuan akhir.
Menantang diri sendiri memang baik sebagai upaya meningkatkan keterampilan dan potensi yang ada di dalam diri. Namun perlu diingat, setiap dari kita memiliki batas-batas tertentu.