Memahami Makna Benci yang Sering Salah Dimengerti

memahami makna benci

Kebencian seringkali dilontarkan kepada seseorang yang telah membuat kita kesal. Kebanyakan, lontaran ini kita dengar dari sekelompok pelajar yang sedang bertengkar dengan temannya. Ujaran seperti, “gue benci sama lo” atau ujaran kebencian yang kita dengar dari berita di berbagai media membuat ungkapan benci menjadi semakin akrab di telinga. Sebelum berujar benci kepada seseorang atau kelompok tertentu, marilah coba memahami apa makna benci yang sebenarnya.

Mengutip psychologytoday.com, seorang psikolog bernama Agneta Fischer membagikan hasil penelitiannya mengenai kebencian dan bagaimana memberikan makna dari rasa benci sebelum kita berkata bahwa kita membenci seseorang.

Kebencian merupakan emosi negatif. Kerap kali kebencian muncul bersamaan dengan keinginan untuk mengeliminasi objek yang dibenci. Dengan demikian seseorang cenderung menghindari interaksi dengan orang atau kelompok tertentu yang dibenci. Padahal, kebencian itu bukanlah sesuatu yang instan, lho.

Rasa benci yang muncul dalam diri seseorang diakibatkan adanya akumulasi dari perasaan marah, kecewa, ataupun asumsi yang terjadi sekalipun belum terbukti kebenarannya. Saat menyadari perasaan pemicu terciptanya rasa benci, akan lebih baik jika kita mampu menyadari kehadiran emosi-emosi tersebut. Melalui cara tersebut tidak hanya kita mampu mengendalikan emosi dengan lebih baik, kita juga dapat terhindar dari labirin pikiran kita sendiri.

Setelah memahami makna benci yang banyak dilontarkan dalam kehidupan sehari-hari, melengkapi diri dengan berbagai perspektif untuk menghindari perasaan negatif ini juga penting, lho.

Rasa benci menimbulkan prasangka buruk

Pernah mengalami perasaan tidak nyaman saat berada di dekat orang atau kelompok yang kamu benci? Perasaan tidak nyaman tersebut tentu sangat menyiksa, ya. Tidak peduli apa yang dilakukan oleh orang yang kita benci, kita akan selalu menganggap dia buruk. Padahal, kita tidak benar-benar tahu apa yang ada di dalam hatinya. Saat pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan, mulailah sadari hal tersebut. Ketika kita mampu menyadarinya, akan lebih mudah untuk mengontrol pikiran tersebut agar tidak terjebak di dalamnya. Tanpa adanya prasangka buruk, tentu kita dapat menjalani hidup yang lebih menyenangkan, bukan?

Kebencian hanya menambah luka

Perlu kita sadari bahwa kebencian hanya akan menambah luka. Sebab, ketika membenci seseorang kita akan menyimpan emosi negatif dan tidak lepas dari kejengkelan. Prasangka buruk, iri, dongkol, dan nyinyir jika dibiarkan terus menerus akan semakin menambah beban psikologis kita. Oleh sebab itu, bukankah akan lebih baik jika kita mencoba berdamai dengan keadaan atau orang yang dibenci? Jika memang hal itu terasa berat, memberikan jarak akan membantu kita dalam proses berdamai dengan sesuatu yang tidak dapat kita ubah.

Sebelum melontarkan kebencian pada suatu kelompok atau orang tertentu, ada baiknya jika kita mampu melihat ke dalam diri sendiri terlebih dahulu. Cobalah melihat alasan di balik perlakuan tidak baik yang kita terima dari orang lain dan mencoba berpikir positif. Saat kita tidak terganggu dengan situasi dan dapat menerima keadaan sebagaimana adanya, kita dapat menggali potensi terbaik dari dalam diri tanpa terganggu dengan rasa benci.