Ekspresi diri merupakan cara bagi seseorang untuk menampilkan karakter dan keunikan yang ada pada dirinya. Ditengah hiruk pikuk aturan sosial yang mengharuskan bagaimana seseorang bersikap, berbicara, hingga mengenakan pakaian tentu dapat “memenjarakan” karakter asli orang tersebut. Oleh itu, kita harus mampu mengekspresikan diri dan emosi yang ada dengan cara yang tepat.
Melalui ekspresi diri, sobat dapat mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Hal ini tentu akan sangat menunjang aktivitas yang sobat lakukan, memahami tujuan hidup, dan berinteraksi dengan orang lain. Yang perlu diperhatikan, ekspresi diri tidak hanya dilakukan saat sobat sedang mengalami emosi negatif. Pada dasarnya, setiap emosi yang hadir layak untuk mendapatkan kesempatan untuk diekspresikan.
Mengutip PositivePsychology.com, ekspresi diri didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjelaskan pikiran dan perasaannya melalui tindakan, kata-kata, atau pilihan. Akan tetapi pengertian ekspresi diri tidak hanya sebatas itu. Lebih luas lagi, ekspresi diri dapat terlihat melalui kata-kata yang dipilih saat sedang berkomunikasi, bahasa tubuh, dan barang-barang yang kita miliki. Hal-hal sederhana tersebut dapat menunjukkan diri yang autentik, lho.
Dari sini kita dapat melihat bahwa mengekspresikan diri adalah hak setiap orang. Cara seseorang mengekspresikan diri dapat diartikan sebagai medium untuk menyusun kepingan puzzle kehidupan. Keping demi keping yang tersusun pada akhirnya dapat membawa kita untuk mencapai kehidupan yang penuh, mencapai potensi diri yang sesungguhnya, dan berkontribusi secara positif terhadap hidup yang kita jalani.
Judith Glaser, seorang akademisi dan peneliti asal Amerika mengatakan hal yang serupa. Glaser setuju bahwa mengekspresikan diri dan emosi melalui cara yang tepat dapat memacu seseorang untuk menjadi versi terbaik dirinya. Mengekspresikan diri dapat membuat seseorang menjalani kerja sama yang lebih efektif dengan orang lain. Saat kita terbuka dan mampu mengekspresikan diri, artinya kita bergerak dari seseorang yang sangat melindungi ego dan perasaan diri sendiri menjadi orang yang mampu menjalani hubungan dengan orang di sekitar.
Kemampuan dalam berkolaborasi dengan orang lain dapat membuka lebih banyak kesempatan untuk menciptakan karya yang inovatif. Selain itu, berprilaku sesuai dengan diri yang auntentik memampukan seseorang untuk mengaktifkan bagian otak yang disebut prefrontal cortex. Prefrontal cortex yang aktif dapat memicu kita untuk menggali ide-ide kreatif, memecahkan masalah, dan perencanaan.
Untuk melatih kemampuan mengekspresikan diri, sobat membutuhkan beberapa cara agar pikiran dan perasaan dapat tersampaikan dengan baik. Berikut ini cara yang dapat sobat terapkan dalam keseharian:
- Menulis jurnal
Setiap hari tentu kita mengalami banyak peristiwa yang memacu emosi, baik negatif ataupun positif. Menuangkan setiap emosi yang hadir dalam sebuah jurnal dapat menjadi cara untuk mengekspresikan diri. Saat sobat merasakan emosi negatif yang membebani, menulis jurnal dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi perasaan tertekan.
- Mengungkapkan syukur
Seberat apapun hari yang kita jalani, pasti akan ada satu hal yang dapat kita syukuri. Misalnya: mendapatkan sapaan ramah dari kolega di kantor, menyicipi sajian lezat di waktu makan siang, atau merasakan tubuh yang sehat. Bersyukur sering dikaitkan dengan suasana hati yang lebih baik, kualitas tidur yang lebih baik, serta kadar penanda inflamasi terkait kesehatan jantung yang lebih rendah. Yang perlu sobat lakukan adalah melakukan refleksi di setiap harinya dan mensyukuri tiga hal baik yang terjadi pada hari itu.
- Berbicara dengan orang yang dipercaya
Emosi yang kita rasakan mendorong kita untuk selalu mengekspresikannya. Dengan memiliki teman bicara, kita dapat mengekspresikan setiap pikiran dan perasaan yang hadir. Cara ini juga efektif untuk membantu sobat dalam mengidentifikasi emosi, lho. Membicarakan emosi yang hadir kepada orang dipercaya dapat meredakan beban yang kita rasakan.
Mulai saat ini, jangan ragu untuk selalu mengekspresikan diri ya!
